Sebuah artikel “The Atlantic Monthly” June 1956, berbunyi: “The island of Sumatera, parts of which have long been centers of Internasional trade in Asia, has a wide variety of Cultural patterns and dance traditions. In Ache, on the northern end of the island, the best knows dance is the Seudati, commonly performed by nine young men. This dance a lively, vigorous one is accompanied in song by one the young men while the other go through an intricate figuration of leaps forwards sidewards and backwards, accentuating the rythm them of the song by snapping their thumbs and middle fingers and by beating their chest with the palm of their hands”.
Artinya : Pulau Sumatera bahagian daerah yang telah lama menjadi pusat perdagangan antar bangsa Asia telah cukup luas mempunyai aneka pola-pola kebudayaan dan tarian-tarian tradisionil. Di Aceh ujung Utara pulau itu, tarian yang sangat terkenal adalah “Seudati” yang umumnya dimainkan oleh 9 orang atau 10 orang pemuda. Tarian mereka hidup dan bersemangat diikuti oleh nyanyian seorang pemuda sedangkan yang lain mengadakan formasi liku-liku rupa lompat kedepan, samping, dan belakang, sejalan dengan irama nyanyian dan deripan bunyi ibu jari tengah serta pukulan dada mereka dengan telapak tangan mereka
Siapa sih yang tidak mengenal tari seudati. Salah satu tarian asal Aceh ini kerap dimainkan diberbagai acara dan pertandingan seni. Tarian ini sangat digemari oleh kaum lelaki. Permainan seudati adalah perpaduan anatara seni Tari dan seni Suara yang juga disebut “Saman“. Tari ini merupakan tarian spesifik Aceh. Ia juga merupakan tarian daerah yang melambangkan kepribadian rakyat dengan sifatt-sifat patriotik dan seninya bergabung dalam satu bentuk tari-tarian yang heroik. Oleh karena itu, tarian ini sempat dilarang pada zaman Belanda.
Salah satu ciri tarian Seudati adalah dapat dipertandingkan anatara dua kelompok yang dimainkan berganti-ganti untuk dinilai pihak mana yang lebih unggul. Ini merupakan faktor pendorong bagi kampung-kampung untuk menghidupkan kesenian ini ditempatnya. Organisasinya sangat sederhana, yaitu diketahui oleh seorang “ABU SAMAN” atau Peutua. Sedangkan pimpinan permainan dipimpin oleh seorang Syeh.
Kata Seudati itu sendiri berasal dari bahasa Arab “Syahadatain” atau “Syahadati” yang bermakna “doa pengakuan”. Orang yang berniat masuk ke dalam agama Islam mereka harus mengucapkan kalimat ini. Yaitu mengaku bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH dan Nabi MUHAMMAD utusan ALLAH. Bila kita menyelidiki lebih jauh dapat diketahui bahwa tarian ini pada mulanya bukanlah sebuah tarian, akan tetapi suatu retus upacara agama dan dilaksanakan sambil duduk.
Namun dari manakah tari ini sebenarnya berasal? Tari ini berasal dari Aceh Pidie. Awal mulanya dikembangkan di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Lalu berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh.
Para pemainnya terdiri dari:
- 1 orang Syeh (pemimpin)
- 1 orang apet uneun (pembantu sebelah kanan)
- 1 orang apet wie (pembantu sebelah kiri)
- 1 orang apet bak (pembantu belakang Syeh)
- 4 orang pemain lainnya
- 2 orang aneuk Seudati (yang bertugas mengiringi seni suara)
Dalam grup ini, seorang Syeh dan apet syeh (wakil pimpinan) ada ditengah-tengah baris depan bila susunan barisan empat-empat. Mengapa demikian? Karena, sebagaimana kita ketahui suku Aceh terdiri dari bangsa yang heterogen, Arab, India, Cina, Portugis, Persia, dan lain-lain. Tiap-tiap bangsa ini menumbuhkan kegiatan yang ulet dalam struggle for life, inilah yang menyebabkan suku Aceh mempunyai sifat heroisme yang tercermin dalam tarian Seudati. Permainan seudati tidak memakai instrument apa-apa.
Permainan tari Seudati terdiri dari 5 bahagian:
1. Saman
2. Likok
3. Kisah
4. Dhiek
5. Syahi
Teman-teman penasaran kan bagaimana tariannya? berikut video dari tari Seudati tersebut :
Untuk pakaiannya sendiri terdiri dari:
- Tangkulok Aceh
- Bajee Saman
- Seuleuweu babah keumurah
- Ija pinggang
- Rincong
- Ija Ikat pinggang
Dalam tarian ini ada nyanyian kisah-kisah yang samar-samar dimengerti karena berasal dari Bahasa Arab. Ada juga kisah sejarah Sultan-Sultan yang cukup terang dan nasihat-nasihat yang berkonotasi baik dalam nyanyian bahasa Aceh yang jelas dan terang. Adapaun kisah-kisah dalam nyanyian ini merupakan sisipan yang tumbuh kemudian dalam perkembangan sejarah Seudati itu, bahkan nyanyian-nyanyian India, Minangkabau telah dilakukan juga.
Pada masa sekarang nyanyian dan kisah-kisah tersebut sudah diatur dengan baik. Permainan seudati ini dipertunjukkan pada malam hari. Yang menentukan menang kalahnya adalah juri dan penonton.
Seudati milik saya juga bolehkan??? hehehe
keren, lengkap lah infonya,,, dulu2 taunya ya cuman seudatinya saja….
smoga kebudayaan daerah di manapun akan tetap terjaga kelestariannya…
Ya boleh lah mas, kebudayaan Indonesia adalah miliki kita bersama. Amin semoga kebudayaan kita tetap lestari 😀
Tunggu lanjutan Sejarah tari Seudati Ini di postingan berikutnya, hehehe 😀
hmmm mantapp.. komplit dech penerangannya”klo bukan kita sapa lagi yang akan melestarikan kebudayaan kita… sukses ya bwt blognya “:)
terimakasih, tapi ini mau diedit lagi ada yang kurang.
AMIN, terimkasih juga atas kunjungannya kawan 😀
eh? sepertinya dejavu nih 🙂
soalnya kok pas yah saya juga posting tentang tarian daerah Karo hohoho
thanks ya, saya jadi tau kalau Saman itu bagian dari Seudati.
Hidup Bhinneka Tunggal Ika!
sama-sama, mari lestarikan kebudayaan Negeri ini 😀
wow, pecinta budaya leluhur
saya acungkan lima jempol sekaligus
he he he
hahaha, terimakasih terimakasih terimakasih terimakasih terimakasih untuk 5 jempol nya 😀
Agak OOT ya, saa mau cerita pengalaman saya menari Saman pas jaman saya kuliah. Saya suka sama tariannya, bikin ketagihan, hehehehe.
Terutama pas gerakan cepatnya,
ayo ayo dicerita, evi tunggu postingannya 😀
salah satu tarian yang membuat decak kagum dan semangat yg tersirat dari setiap ucapan dan gerakan @iloveaceh 🙂
Bahkan mahasiswa daerah lain termasuk kaum wanitanya sangat antusias terhadap tarian ini. keep @iloveaceh 😀
Saleum syedara,… 🙂
Sbagai aneuk Atjeh saya sangat suka dengan Seudati dan bahkan saya pun pernah jadi Pemain seudati sewaktu masih sekolah dulu. Luar biasa tariannya…..
saleum cit rakan,
sayang nya saya belum pernah mencoba memainkannya 😦
Wah kesan yang seru dunks 😀
Alhamdulillah…Blog ini,menambah pengetahuanku terhadap Tarian Seudati dan Saman.Trmkasih adek Evi.
ALHAMDULILLAH,,semoga bermanfaat Daeng 🙂
satu pertanyaan…apakah Evi pernah menari Seudati ato Saman?Duh…jadi pengen liat Evi nari….HAHAHA………….
hahahah,,klo tari saman atau seudati belum pernah, karena waktu v ikut sanggar dulu, kedua tarian ini dimainkan oleh pria
yang pernah v tarikan Rateub meseukat dan beberapa tarian lainnya 😀