Tari ini merupakan tarian asal Kuala Simpang yang merupakan suku Tamiang, Kabupaten aceh Tamiang. Tarian ini diangkat dari cerita rakyat Tamiang, yang mengisahkan kehidupan seorang Raja yang bernasib kurang beruntung. Tukang Tenung meramalkan bahwa apabila Raja memiliki anak perempuan, maka kerajaan akan hancur. Oleh karena itu sang Raja berpesan pada sang Permaisuri, bila kelak anak yang lahir perempuan hendaknya dibunuh. Takdir TUHAN berkehendak dan lahirlah seorang anak perempuan dari rahim sang Permaisuri. Bertarunglah dalam hati permaisuri antara rasa kasih sayang terhadap buah hati tercinta dengan perintah Raja yang mengharuskan membunuh bila anak yang lahir perempuan. Sang permaisuri tidak tega membunuh buah hati, dan akhirnya sang anak dititipkan di Pucuk Selatan Pohon Gelumpang.
Saat sang Raja pulang, Permaisuri mengabarkan bahwa putrinya telah dibunuh. Akan tetapi dari hari ke hari sang Raja melihat adanya tanda-tanda yang mencurigakan. Burung elang melayang-layang di angkasa dan hinggap di atas pohon gelumpang. Raja mengamati pohon tersebut dan terlihat lah sang bayi ada di atasnya. Putripun dipanah dan jatuh ke tanah. Akhirnya sang Raja menyesali perbuatannya tersebut, sebab dari wajah sang bayi tergambarkan keberuntungan, tidak seperti yang diramalkan si tukang tenung.
Mendengar cerita di atas, haruskah kita percaya pada ramalan dibandingkan Takdir sang ILAHI RABBI?
Susunan tarinya sebagai berikut:
1. Minta Tabi (Nyapi) : salam hormat penari kepada penonton sebelum gerak tari dimulai.
2. Ngerding anak : merupakan gerak menina bobokkan anak dengan penuh kasih sayang dipangkuan untuk kemudian di antar ke pucuk pohon Gelumpang.
3. Lang Ngelekak : gerak tari yang menyerupai gerak burung elang.
4. Gerak kemarahan raja dan gerak memanah.
5. Ratap bertuan indung, suatu gerakan sedih meratapi kematian anak.
Penari terdiri atas wanita dan pria yang berjumlah 10 orang. Dengan fungsi masing-masing:
1. Seorang Raja
2. Seorang permaisuri
3. Seorang putri
4. Dan 7 orang sebagi dayang-dayang pengasuh.
Pakaian penari sendiri terdiri atas:
1. Wanita : Baju kurung, celana panjang, kain sarung, dan hiasan kepala bermotif bulu bersusun.
2. Pria : tengkuluk, baju kecak musang, celana panjang (celana buluh), kain sarung (ija samping).
salaam…
aduhh,, jadi serasa di aceh saja ni dari hari ke hari.. heheh
Ehmm, Ngelekak itu bahasa INdonesianya apa yah?? saya kurang paham tuh maksudnya ngelekak??
salam mas, hehehe tu sementara marilah kita mengenal kebudayaan Aceh.:D
v juga belum tau mas, itu bahasa aceh tamiang ntar v cariin dulu ya 😀
oalah asal aceh… salam kenal balik anesavie :))
salam kenal juga ninda, makasih telah berkunjung 😀
udah cari2 di bang UTube, gak ketemu sama tarian ini, ada yg sudah pernah ketemu pidio-nya 😀 *penasaran mau lihat
sama aulia, v juga belum pernah liat 😦
Hunting
mau donk
Rusa diajari nari kek gitu 😀
hohoho, boleh boleh dengan sennag hati rusa 😀
Saleum Rakan Meutuah…
Saleum Rakan, terimoengenaseuh ka berkenan piyoh bak blog long 🙂
tari elang berasal dari mana???
Dari Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam 🙂
sebutkan 3 alat musik modren?
Wah wah saya serasa ikut ujian lg ne hehehe
jawabannya : Piano, biola, guitar
penari yang mengunakan celana panjang atau pendek banyak menonjolkan gerak?
Iya semua penari banyak menonjolkan gerak tari
weww,,kapan vi kita latihan nari Tari Lang Ngelekak,seru thu kayak’a,,,
tari daerah akan berkesan lebih hidup jika ?
ditarikan dari dalam hati 🙂