Kesenian Tari Rapai Merupakan Penggabungan Antara Unsur Tari dengan Alat Kesenian Aceh Yang Disebut Rapai. Rapai ini sendiri terdiri atas beberapa jenis:
1. Rapai Daboh (Dabus)
Rapai Daboh | Photo aneukabumamak.blogspot.com
Titik utama pada Rapai ini adalah kemahiran spiritual dalam menggunakan senjata tajam dengan berbagai ketangkasan dan menguji nyali para penontonnya. Setiap pemaian minimal memainkan 12 Rapai dan maksimal 60 buah Rapai. Pihak-pihak yang bertanding menuntut lingkaran dan diantara kedua pihak dibuat tanda batas. Seorang Khalifah berada ditengah-tengah pemain ia mengangkat tangan tinggi-tinggi sambil berteriak dengan lengkingan yang tinggi dan diikuti suara tabuhan Rapai secara serentak yang dilanjutkan dengan Likee (salam selamat datang). Ketika pemukulan rapai dimulai cepat, para debus mulai memperlihatkan permainan dengan kemahiran dan keberanian yang cukup tinggi dalam menggunakan senjata tajam dan membakar diri dengan api yang membuat setiap penonton menahan nafas. Apabila terjadi cedera atau terluka dalam atraksi tersebut karena kesalahan dalam memukul Rapai, maka Khalifah akans egera menolong dengan hanya menyapu bagian yang terluka menggunakan tangannya. Dalam sekejap darah akan berhenti mengalir dan lukapun lengak seketika. Pertunjukan ini biasanya berlangsung sampai dini hari atau menjelang subuh (Rijal dan Ibrahim 2009).
2. Rapai Pasee (rapai gantung)
Rapai ini diperagakan dengan alunan syair-syair yang agamais dan sakral dengan rapai rapai kecil didepan dan rapai ukuran besar dibelakang. Rapai-rapai kecil berfungsi sebagai pendukung dan seluruh pemainannya berbaris melengkung dengan pakaian khas yang dipinpin oleh seorang Khalifah dengan penyajian syair yang selaran dengan irama tabuhannya.
3. Rapai Geurimpheng (rapai macan)
Seni Rapai ini merupakan seni kreasi baru yang diciptakan oleh seniman yang merupakan perpaduan antara tari Pulon dengan jumlah pemaian 12 orang. Delapan orang pemain berfungsi sebagai penabuh sambil memperagakan konfigurasi, sementara empat orang lainnya berperan sebagai bak. canang, pangkhep dan sebagai penyair. Pertunjukannya diawali dengan mengangkat tangans erentak kepada penonton yang disebut saleum aneuk syahi yang dilanjutkan dengan saleum rakan yang isi pesan-pesannya sesuai dengan event pergelaran. diikuti pula oleh gerakan para artis yang sangan dinamis dan heroik serentak dengan tabuhan Rapai yang mengema yang dinamakan tingkah, kemudian diikuti dengan cakrum yang mengandung makna agamais. dibuat sebagai antispasi dan kerjasama yang mengandung abstrak.
Pertunjukan berikutnya disebut “kisah” didalam penyajiannya tidak dibenarkan adanya ada pelecehan yang mengakibatkan terjadinya perpecahan kemudian disusui dengan gabus lain atau lagu yang rentan waktunya disesuaikan dengan event dan kebutuhan (Rijal dan Ibrahim 2009).
4. Rapai Pulot,
Rapai Pulot merupakan salah satu kesenian Aceh Utara. Kesenian ini merupakan perpaduan seni suara, seni tari, seni bunyi, ketrampilan, dan ketangkasan. Disebut Kesenian Rapai Pulot karena seni ini menggunakan instrument Rapai jenis “Rapai Pulot. Alat Musik Tradisional Rapai ini berasal dari Baghdad (Irak) yang dibawa oleh Syeh Rapi, beliau adalah seorang penyiar agam Islam. Bila kita mendengarkan Syairnya maka kita akan mengetahui bahwa Rapai ini dibawakan oleh Syeh Abdul Kadir. Rapai ini dibaut dari Kayu Nangka dan Kulit binatang seperti kambing dan untuk rapai Pasee yang ukurannya lebih besar dibuat dari kulit sapi.
Rapai ini dipinpin oleh seorang Seihk dan pimpinan tarianya disebut Khalifah. keunikan dari Rapai ini terletak pada setiap penampilan selalu diiringi dengan atraksi anak-anak yang terdiri dari salihin Tujoh, Siploh dan seterusnya. Atraksi-atraksi yang dilakukan seperti membuat konfigurasi berlapis dan berjenjang dengan kepala keatas sambil membentuk rajukan tali pukat, pagar, dan sebagainya membuat pertunjukan ini menarik untuk ditonton. Para penabuh Rapai melantunkan syair-syair dalam bentuk Zikir irama yang memikat dan berisikan dakwah agama (Rijal dan Ibrahim 2009).
5. Rapai Anak/Tingkah (ukuran kecil)
6. Rapai Cebrek,
Merupakan salah satu jenis Rapai yang hampir langka dan umurnya hampir empat abad. Rapai ini merupakan warisan dari Almarhum Syech Basah. Sekarang Rapai ini dijaga oleh turunan beliau yaitu Syech Usman yang bertemapt tinggal di Desa Palimbungan Kec. Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam.
Note: perbedaan jenis rapai ini didasarkan atas ukuran dan suara yang dihasilkan dari bunyi pukulan Rapai tersebut
Asal Usul dari kesenian Rapai pulot ini sendiri belum saya temukan, tapi akan saya usaha untuk mencarinya, agar postingan ini lebih lengkap :D. Pulot merupakan kesenian yang dipimpin. Pimpinan dari pulot ini biasanya dipegang oleh pemuka-pemuka Masyarakat serta orang-orang yang berada.
Pemain Pulot dibagi atas:
- Aneuk Pulot
Aneuk Pulot ini terdiri atas 12 pemain. Mereka duduk paling depan dan bersaf. Dalam gerakannya Aneuk Pulot, membuat gerakan-gerakan dan lagu-lagu.
2. Juara
Juara ini terdiri dari 6 pemain. Dalam permainan, juara mengambil posisi duduk di belakang Aneuk Pulot dan adakalanya mereka maju bersama aneuk pulot dalam pertunjukan-pertunjukan ketangkasan. Selanjutnya sang juara memiliki tugas penting dan berat selama dan setelah permainan selesai.
Selama permainan berlangsung ia bertugas sebagai:
- Pembawa Buhu (irama)
- Seu ot dike
- dan penggerak pertunjukan ketangkasan
Setelah permainan selesai. sang juara bertugas merawat alat-alat kelengkapan serta pakain para pemain. Di dalam pertandingan, sang juara pula yang menentukan acara-acara apa saja yang akan ditampilkan.
3. Awak Rapai
Awak rapai terdiri atas 10 pemain. Dalam permainan mereka mengambil tempat paling belakang dan duduk melengkung (seperti busur derajat) atau seperti bulan sabit. Jika kita perhatikan sikap duduk sang juara dan awak rapai seperti pola bulan dan bintang.
Alat-alat Kelengkapan Pada Rapai Pulot Sebagai Berikut:
1. Rapai dengan peralatannya.
2. Kasur atau tilam sebagai alas tempat duduk aneuk pulot.
3. Pakaian yang terdiri dari :
- Bajee aneuk pulot beserta perhiasan emas
- Bajee juara (seperti baju seudati)
- Bajee awak rapai (seperti baju seudati)
- Tangkulok Aceh (destar)
Aneuk Pulot memakai pakaian kemeja diberi berumbai-umbai dengan warna menyolok, celana hitam babah keumurah serta perhiasan emas. Juara memakai celana hitam dengan baju putih (baju seudati) dan pakai tangkulok.
Adapun jalannya permainan sebagai berikut:
- Saleuem. Hanya dinyanyikan oleh aneuk pulot dengan membuat gerakan-gerakan tertentu.
- Poh Acek. Sesudah saleuem, biasanya disusul dengan poh acak. Pada poh acak ini ketiga kelompok pemain (aneuk pulot, juara, awak rapai) aktif. Juara memulai buka dike (lagu) lalu disahuti oleh awak rapai serentak sambil membunyikan rapai. Disamping itu aneuk pulot terus melakukan gerakan-gerakan tertentu (poh acak : bahasa aceh). Selesai dike rapai yang tersebut lalu aneuk pulot dan juara menyahut dike.
- Poh Anggok. Dike Poh Anggok dimulai oleh juara dan disahuti bersama oleh awak rapai sambil membunyikan rapai. Dike poh anggok bagi aneuk pulot sama saja dengan dike rapai.
- Poh Lagee. Pada poh lagee ini dikenya bermacam-macam. Pada poh lagee diadakan berbagai-bagai pertunjukan antara lain:
- Ceureukeh (ketangkasan=akrobat)
- Popok boh pulot
- Meulhok
- Membuat berbagai-bagai gerakan lainnya.
Tiap-tiap atraksi memakai waktu lebih kurang 15 menit.
kaya rebana gitu ya??
bener banget mas, jika di Aceh terkenal dengan Rapa’I mas
Nice story…sila mampir balik ya…
Terimakasih, evi sudah beberapa hari mencoba mampir tapi susah banget loadingnya.
maybe besok akan dicoba lagi. Thank’s atas kunjungannya ::D
Mainkan irama padang pasir. 🙂
yuk 😀
sebagian besar syairnya juga bahasa Arab
kan jadi hawa pulot deh, singoh bek tuwe kirem cutkak beuh 🙂
hahaha. INSYAALLAH adoe.
Bek sampoe roe ie babah nyan xixixi
Menyoe na video rapai bie thee cutkak beuh
bak utube teuma hana video rapai dum nyan cutkak mita laju
Ups salah, maksud cutkak video “Rapai Pulot” Nyoe Adoe, hana bak you tube
hehehe
menyoe meunan pajan2 ta peuget keudroe teuh cutkak 🙂
kayak alat samroh ya 😀
iya seperti itulah 😀
jadi ingat dulu waktu presentasi untuk mata kuliah budaya nusantara, saya dapat jatah budaya aceh =)
wah, pasti tari saman ya? ;d
iya saya nampilin tari saman, roti cane, sama nyanyi bungong jeumpa…. hehe
wah asyik tu,,,full tentang kebudayaan aceh
Wah, blogger dari Aceh ya…salam kenal dari Malang Jawa Timur…
Iya, salam kenal dari blogger Aceh untuk sahabat blogger di Malang,
Salam hangat sahabat 🙂
tiap daerah punya nama sndri2 y…
btw,tari saman itu jg pke ini y?
di tari saman tidka memakai alat musik rapa’i ini, karena ditari saman menggandalakan kekomapkan gerak dari para penarinya, dan syair yang dilantunkan oleh syeh (penyair)
kalo Aceh Utara itu kota yg terkenal apa ya? kalo takengon itu Aceh apa?
Dulunya Kota Aceh Utara itu terkenal dengan Kota juangnya yaitu Bireun, namun kini bireun sudah dipisah dr Aceh Utara dan berdiri sendiri.
Di Bireun terkenal dengan keripik pisangnya yang lezat dan gurih ;D
Ibu kota Aceh Utara sekarang adalah Lhokseumawe.
Kalau takengon itu Aceh tengah terkenal dengan wisata alam nya yang indah, seperti danau laut tawar. Udara disana juga dingin dna bagus untuk pertanian , ayo visit Aceh 😀
Kalau di Jawa berarti mirip rebana gitu ya Mas?
Evi perempuan mas, jadi jangan dipanggil mas ya ;D
Iya sama, mungkin di daerah lain disebutnya rebana, bentuk juga hampir sama, bulat
nuggu up date gambarnya jenis2 rapai, pasti lebih seru dan kalo nanti ketemu jenis rapai gag bakal keliru 🙂
Sip teman, INSYAALLAH akan v update segera 🙂
Terimkasih telah berkunjung 🙂
mirip dengan rebana gitu ya sob?
salam persahabatan selalu dr MENONE
benar teman, mirip dengan rebana 😀
komplit deh ini….
Terimakasih sakti, semoga bermanfaat 😀
apapun itu sangat super sekali…
dikala kaum muda muai jemu dengan apa yang dimiliki oleh bangsanya tapi disini masih ada yamg melestarikannya…
teruskan perjuangan agar indonesia tetap jaya….
AMIN, terimkasih mas atas semangatnya
Makasih Evi, baru tau saya rebana khas Aceh. 🙂
Sama-sama mbak, terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat 🙂
kalo di lombok, ada yang lebih besar dari itu, namanya gendang beleq. dan suaranya sangat menghetak. apa rapai pulot juga demikian ya?
Kalau yang seperti itu namanya Rapai Pasee 🙂
wah saya malah merhatiin fotonya ada lambang multiply nya… he he he
hahaha..ya jangan lah..rugi klo belum baca juga postingan na 😀
nyasar ke aceh rupanya,,jadi penasaran nih,ada videonya ga??😀
untuk rapai pulot gak ada, tapi rapai geleng sih ada videonya,,natr v upload 😀
kaya rebana kalo di Jawa ya… tapi ada yang gedhe sampe digantung gitu ya… wah penasaran lihat aslinya… makasih ya… telah berbagi hal yang asyik gini… salam kenal…
iya begitulah..identik dengan rebana di Jawa
sama-sama, semoga postingan ini bermanfaat
salam kenal juga dari evi di aceh 😀
Wow Your site is of the chain
thank’s
Excellent subject I could not of thougth off that !
thank you 🙂
Keren . . 🙂
Sudah lama dicari-cari tentang Rapa’i Pulot ini . .
Itu penelitian sendiri atau ada sumber bacaannya?
Oh ya, rapa’i itu kan banyak sekali jenisnya, tolong dong ditulis juga . .
Sabah . . 🙂
ini hasil bacaan evi dari beberapa referensi, kemudina v rangkum…
Iya INSYAALLAH v posting tentang rapa’i yang lainnya 😀
terimakasih sudah berkenan berkunjung 🙂
kalo rapai geleng dr pulo acerh kan?
Menurut sumber yg sudah saya baca sih dr Pantai selatan alias Aceh selatan…ntar dek cuba miat info lengkap jih 🙂
Ha ha ah, ditempatku ada yang mirip kaya gitu, namanya genjringan …
tapi yang main banyakan ibu-ibu …
genjringan yang ada gemerincingan bukan mas?
Salam Budaya Aceh………
Evi, Syech Abdul Kadir itu dari Baghad ya?Apakah beliau itu Syech Abdul Kadir Jalani?yang dijuluki Sulthannya para Wali??dulu emang prnh baca buku..dan ditambah tmn org Cirebon bicara…bhwa Syech Abdul Kadir Jalani prnh menyuruh utusannya datang ke Nusantara utk menyebarkan Islam…jelasnya datang berlayar ke Nanggroe….!!hny itu saja yg diketahui…
Mengenai adanya alat musik Rapai tsb yang dijelaskan di atas…itu baru Gusti ketahui sekarang……kmbli input Gusti lg nih……dulu pengetahuan Aceh Gusti hny sebatas ke-Islaman…para tokoh dgn perjuangan konsep berfikirnya…tapi sekarang…Alhamdullah…lebih dalam lg..budaya, kultur dan alat musiknya……..
Thks…Evi.
salam daeng,,
terimakasih banyak ya sudah berkunjung dan salaing tukar info disini 🙂
iya itu syech abdul kadir jailani yang daeng maksud.
Salam kenal dan salam persahabatan. Apa kabarnya Nih? Makasih ya artikelnya mengenai berbagai macam rapai. Bermanfaat, jadi tahu macamnya. Jujur, aku jadi ingin belajar memainkan rapai, biar kalau pergi ke aceh bisa memainkannya dengan bagus. Kalau ada waktu banyak, silahkan berkunjung ke: OBYEKTIF.COM saya tunggu ya, trims atensinya.
Salam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)
salam kenal kembali mas anggoro 🙂
terimaksih atas kunjunganya.
senang dengarnya jika mas ingin mempelajari rapai, semoag tercapai dan sila bermain kesini, ditunggu kedatangannya ke aceh.
Jika perlu bantuan. INSYAALLah dibantu 🙂
Salam kompak