Evi saptriyawati
Hikayat dang deria merupakan salah satu peninggalan kesusteraan lama yang masih hidup ditengah-tengah masyarakat terutama di Kecamatan Manggeng, Tangan-tangan, Blangpidie dan di beberapa tempat lainnya. Yang menuturkan hikayat ini dalam bahasa Aceh disebut (daerah) disebut Tukang Peugah Haba. Perannya adalah sebagai pelipur dan penghibur masyarakat dengan cerita yang didendangkan disertai dengan mimik, panto-mimik, dan lain-lain.
Salah satu penutur terkenal pada masanya adalah Mak Lape yang berdomisili di Kecamatan Manggeng. Namun saya tidak tahu apakah beliau masih hidup atau tidak. Mak Lape dapat melantunkan Hikayat tersebut dengan bahasa berirama dan variasi-variasi serta tamsilan-tamsilannya tanpa buku. Panjang hikayat dang deria yang sebenarnya jika dilantunkan akan memakan waktu tujuh malam berturut-turut. Alat yang biasa digunakan adalah pedang pelepah kelapa, bantal, dan “keutrib jaro”.
Hikayat ini sering dilantunkan pada tempat-tempat perkawinan, sunat Rasul, dan lain-lain. Tukang Peugah Haba atau sang pelantun hikayat tersebut diundang dan dijemput, dan diberikan hadiah dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Walaupun isi dari hikayat tersebut berupa dongeng-dongeng yang bersifat irasional (tidak rasional), namun banyak sekali nasehat dan petunjuk-petunjuk untuk semua golongan dan tingkatan kehidupan manusia.
berkunjung di pagi hari….
blognya ternyata ga ini aja ya mba…. 😀
selamat pagi mas, hehehe, iya ada 4 blog. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di Author. Moga persahabatan kita tetap terjalin ya mas 🙂
Terima kasih atas kunjungan anda ke blog saya!!! Salam kenal dari saya 😀 (nice post and nice blog)
Terimaksih juga atas kunjungan nya, semoga persahabatan tetap terjalin, keep blogging 🙂
Wah saya selalu salut pada orang yang menggali budaya kita..
Mari bersama menjaga budaya negeri ini, maksih atas kunjungannya 🙂
wah, bagus..mempromosikan tanah air sendri..
salam kenal
salam kenal juga, terimakasih atas kunjungannya 🙂
wah,, mantap mba.. postingan ini bisa membantu promosi budaya.. 🙂
Terimaksih, mari bersama kita melestarikan budaya negeri Ini 🙂
klo Hikayat hang tuah dari aceh juga mbak?
Belum pernah dengar saya, jika melihat dari namanya, seperti dari Padang, apa Anda tahu bagaimana syairnya? bila Ada boleh dibagi, biar kita cari tahu dari mana asalnya 🙂
setelah googling banyak yg menyebutkan dari daerah melaka nih mbak…
Yups, bener Riez, setelah dibaca Hikayat Hang Tuah ( http://www.sungaikuantan.com/2010/02/hikayat-hang-tuah-berbagai-versi.html) ini sepertinya dari Riau.
walau dongeng…tapi kalau didalami…nilai2 kehidupannya tinggi yaaaa…
salam 🙂
Brgitulah lelluhur kita, meningalkan budaya dengan setiap makna bagi anak cucunya, salam kenal juga dari evi 🙂